Hai kawan semua, gua mau nanya nih sama lu semua, seberapa penting si peran ayah buat lu pada?, pasti lu semua bakal bilang penting banget kan, sama seperti yang gua bakal bilang, karena kalo ga ada dia, gua ga mungkin ada di dunia ini pastinya. Tapi bukan itu alasan utamanya, karena menurut gua dia itu orang yang cukup hebat dan merupakan inspirasi buat gua selama ini.
Hari itu sekitar 44 tahun yang lalu, dimana seorang bayi laki laki lahir dari keluarga cukup sederhana di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Siapakah bayi tersebut ? dia adalah orang yang cukup berpengaruh dalam kehidupan gua, dan dia adalah ayah gua.
Ayah gua merupakan anak kedua dari delapan bersaudara, semenjak kecil ayah gua sudah terbiasa hidup mandiri dalam kesederhanaan, dan ia pun hanya seorang lulusan SMA. Dengan berbekal ijazah SMA yang ia miliki itu, ia pun memutuskan untuk pergi merantau menuju Ibukota Jakarta. Sewaktu di Jakarta banyak pekerjaan yang pernah ia lakukan mulai dari jadi penjaga rumah,tukang ojek, hingga kuli bangunan. Dan singkat ceritanya di Jakarta pula ia bertemu dengan jodohnya yaitu My Mother..
Ayah gua merupakan orang yang cukup cuek masalah pendidikan, karena sejak gua SD sampai gua SMA yang mengurus masalah pendidikan adalah ibu gua, mulai dari pendaftaran hingga pengambilan raport. Tetapi semua itu berubah ketika gua lulus SMA, ketika gua menginginkan untuk melanjutkan kuliah, dan karena waktu itu orang tua gua tidak mampu untuk membiayai gua kuliah, gua pun berusaha mencari informasi tentang Beasiswa.
Setelah gua mendapatkan informasi tersebut, gua coba mengurusnya sendiri tanpa sepengetahuan orang tua gua. Setelah selesai mengurus itu semua, gua harus mengikuti tes di daerah Rawamangun, tepatnya di Universitas Negeri Jakarta. Disini lah ayah gua mulai berperan dalam pendidikan gua, dia dengan senang hati mengantar gua untuk mencari dan survey lokasi tempat tes tersebut, dan akhirnya tempat tersebut ketemu juga walaupun sempet nyasar terlebih dahulu.
Begitu juga ketika gua menjalani tes selama 2 hari, dengan rela ia menunggu gua diluar sampai tes selesai, padahal waktu itu dia harus bekerja. Namun ternyata hasilnya kurang memuaskan, gua ga lulus dalam tes tersebut, dan awalnya gua sangat kecewa. Tetapi gua mencoba bangkit kembali, gua mencari beasiswa lainnya, dan singkat cerita gua pun dapet beasiswa tersebut, tetapi sebelumnya gua harus menjalani tes terlebih dahulu.
Seperti biasa, ayah gua dengan senang hati mengantar dan menunggu gua dalam menjalani tes tersebut hingga selesai, dan inilah hal yang paling bahagia gua lulus dalam tes tersebut dan resmi menjadi Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ( Binus ) melalui jalur beasiswa.
Ternyata anggapan gua selama ini salah, ia tidak cuek masalah pendidikan, tetapi mungkin selama hal tersebut masih bisa di tangani ibu gua ia tidak akan turun tangan, tetapi ketika hal tersebut tidak bisa maka baru dia lah yang akan turun tangan. Makasi atas pengorbanan kalian orang tua ku, terutama untuk ayah. Gua bakal manfaatin kesempatan ini dengan sebaik mungkin dan ga bakal mengecewakan kalian.
Hari itu sekitar 44 tahun yang lalu, dimana seorang bayi laki laki lahir dari keluarga cukup sederhana di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Siapakah bayi tersebut ? dia adalah orang yang cukup berpengaruh dalam kehidupan gua, dan dia adalah ayah gua.
Ayah gua merupakan anak kedua dari delapan bersaudara, semenjak kecil ayah gua sudah terbiasa hidup mandiri dalam kesederhanaan, dan ia pun hanya seorang lulusan SMA. Dengan berbekal ijazah SMA yang ia miliki itu, ia pun memutuskan untuk pergi merantau menuju Ibukota Jakarta. Sewaktu di Jakarta banyak pekerjaan yang pernah ia lakukan mulai dari jadi penjaga rumah,tukang ojek, hingga kuli bangunan. Dan singkat ceritanya di Jakarta pula ia bertemu dengan jodohnya yaitu My Mother..
Ayah gua merupakan orang yang cukup cuek masalah pendidikan, karena sejak gua SD sampai gua SMA yang mengurus masalah pendidikan adalah ibu gua, mulai dari pendaftaran hingga pengambilan raport. Tetapi semua itu berubah ketika gua lulus SMA, ketika gua menginginkan untuk melanjutkan kuliah, dan karena waktu itu orang tua gua tidak mampu untuk membiayai gua kuliah, gua pun berusaha mencari informasi tentang Beasiswa.
Setelah gua mendapatkan informasi tersebut, gua coba mengurusnya sendiri tanpa sepengetahuan orang tua gua. Setelah selesai mengurus itu semua, gua harus mengikuti tes di daerah Rawamangun, tepatnya di Universitas Negeri Jakarta. Disini lah ayah gua mulai berperan dalam pendidikan gua, dia dengan senang hati mengantar gua untuk mencari dan survey lokasi tempat tes tersebut, dan akhirnya tempat tersebut ketemu juga walaupun sempet nyasar terlebih dahulu.
Begitu juga ketika gua menjalani tes selama 2 hari, dengan rela ia menunggu gua diluar sampai tes selesai, padahal waktu itu dia harus bekerja. Namun ternyata hasilnya kurang memuaskan, gua ga lulus dalam tes tersebut, dan awalnya gua sangat kecewa. Tetapi gua mencoba bangkit kembali, gua mencari beasiswa lainnya, dan singkat cerita gua pun dapet beasiswa tersebut, tetapi sebelumnya gua harus menjalani tes terlebih dahulu.
Seperti biasa, ayah gua dengan senang hati mengantar dan menunggu gua dalam menjalani tes tersebut hingga selesai, dan inilah hal yang paling bahagia gua lulus dalam tes tersebut dan resmi menjadi Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ( Binus ) melalui jalur beasiswa.
Ternyata anggapan gua selama ini salah, ia tidak cuek masalah pendidikan, tetapi mungkin selama hal tersebut masih bisa di tangani ibu gua ia tidak akan turun tangan, tetapi ketika hal tersebut tidak bisa maka baru dia lah yang akan turun tangan. Makasi atas pengorbanan kalian orang tua ku, terutama untuk ayah. Gua bakal manfaatin kesempatan ini dengan sebaik mungkin dan ga bakal mengecewakan kalian.